Fort Cornwallis digunakan sebagai pertahanan menghadapi serangan tentara Perancis dan kawanan bajak laut. Nama ibu kota Penang yang diambil dari nama King of George III, mencerminkan warisan kekuasaan Kerajaan Inggris di Penang. Walaupun penduduk Pulau Penang berasal dari berbagai etnis di Asia, seperti Melayu, Cina, India dan Burma, mereka telah lama berbaur dengan selaras. Rumah ibadah berbagai agama hidup berdampingan dan pemeluk agama menjalankan ritualnya masing-masing.
Di Jalan Burmah terdapat dua kuil dari komunitas Budhis yang berbeda, yaitu Thailand dan Burma. Yang menarik, Wat Chaiya Mangkalaram letaknya berhadapan dengan Dhammikarama Burmese Buddhist Temple. Di Wat Chaiya Mangkalaram, terdapat patung Budha yang berbaring miring sepanjang 33 meter dan dilapisi emas. Bangunan utama kuil Dhammikarama atapnya berhiaskan ukiran cantik khas Burma, berwarna keemasan. Di dalamnya terdapat sebuah patung Budha yang berdiri tegak, sementara di belakangnya berjajar rapi patung-patung Budha dengan ukuran lebih kecil.
Kecintaan pada seni arsitektur dari pasangan Lawrence Loh dan Loh Lim Lee, membuat La Mansion Bleu menjadi salah satu landmark Penang, juga objek wisata. "Saat membeli bangunan ini, turisme tidak menjadi tujuan utama kami. Kecintaan akan sejarahlah yang membuat kami merenovasinya," kata Lim Lee. Pelestarian rumah Cheong Fatt Tze oleh pasangan Loh dilakukan dengan menggunakan dana pribadi, tanpa campur tangan pemerintah. Awalnya bagian dalam rumah sangat kotor, tangga marmernya telah rusak. Namun, seluruh lantai bangunan masih baik, juga tiang-tiang besi buatan Glasgow, Inggris, yang menyangga bangunan utama.
Ketika memasuki rumah tersebut, kita seakan berada di masa silam. Ruang utamanya begitu luas, dengan jendela dan pintu kayu berukir ornamen khas Cina. Di sudut ruangan terdapat meja bundar terbuat dari marmer dan kursi kayu berayaman rotan. Sayap kanan bangunan antik tersebut kini disewakan kepada pengunjung yang ingin tidur di rumah abad lalu. Sewa kamar per malam sekitar 200 hingga 800 ringgit, tergantung dari luas kamar dan perlengkapannya.
Ketika berbaring di ranjang kayu berukir, dengan tirai kelambu yang menjuntai, mata ini terasa enggan terpejam. Terbayang di benak saya, seorang putri Cina sedang memainkan harpa, sambil menyanyikan lagu tentang cinta. Kehadiran berbagai etnis dengan sajian kuliner masing-masing, membuat Penang dikenal sebagai surga makanan. Mulai dari restoran mewah hingga hawker center, tersebar si sepanjang Jalan Penang. Menyajikan makanan khas Melayu, India, dan Cina.
Atau nasi briyani, dibuat dari beras basmathi dengan bumbu rempah-rempah, seperti bunga cengkih, kulit kayu manis, dan daun pandan. Nasi briyani biasanya disantap bersama chicken makhani, ditambah papadam (kerupuk khas India). Chicken makhani terbuat dari daging ayam yang direndam dalam yoghurt ditambah rempah-rempah, lalu dimasak dengan mentega dan tomat.
Lidah benar-benar diajak menari lewat sesuap nasi briyani ditambah satu gigitan chicken makhani. Paduan rasa pedas rempah-rempah dengan rasa gurih dan segar dari campuran mentega dan tomat, sungguh lezat. Apalagi ketika dicecap, ada aroma wangi pandan berbaur dengan kayu manis yang membelai saraf penciuman. Variasi olahan mi, dari mi rebus, mi hokian, hingga mi pedas szechuan juga dapat dinikmati di hawker center. Selain makanan, Penang juga menyediakan tempat belanja yang menarik. Beberapa mal menggelar diskon yang menggoda. Namun, belanja di toko-toko kecil yang berjajar di Jalan Penang dan Lebuh Leight lebih mengasyikkan.
sumber : perempuan.com
0 komentar:
Posting Komentar