Senin, 25 Mei 2009

1.001 Kisah di Kremlin Moskwa


Kremlin, Moskwa, tidak hanya sekadar pusat pemerintahan Rusia. Bukan pula semata–mata sebuah kompleks yang dikelilingi benteng dan menara–menara yang di ujungnya ada bintang–bintang dengan dominasi warna merah dan hijau. Kremlin adalah juga tempat untuk mempelajari dan menikmati kekayaan sejarah, budaya, religi, arsitektur, dan seni Rusia. Dari luar, sering kali bangunan–bangunan yang ada di kawasan Kremlin tidak tampak menarik. Tetapi, cobalah masuk ke dalam, kemegahan dan keindahan yang tak terbayangkan sebelumnya akan membuat kita terpesona dan berdecak kagum.

Pada akhir Mei lalu, di saat musim panas yang sesekali disertai hujan, rombongan wartawan Asia, Australia, dan Dubai menikmati pesona Moskwa bersama Singapore Airlines. Sejak beberapa bulan lalu, Singapore Airlines membuka jalur penerbangan Jakarta–Singapura–Moskwa via Dubai.

Selama berabad–abad, Kremlin menjadi saksi dari banyak peristiwa terkenal dan tragis dalam perjalanan sejarah Rusia. Senjata–senjata musuh mencoba meruntuhkan dinding Kremlin yang kokoh. Perayaan dan pemberontakan silih berganti terjadi di sekitar Kremlin. Namun, Kremlin kini tetap berdiri kokoh dan menjadi daya tarik Moskwa.

Sekarang Kremlin, Moskwa, merupakan salah satu museum terbesar di dunia. Tanda–tanda kebesaran negara Rusia, gambar–gambar yang luar biasa indah, harta kekayaan tsar Rusia, hingga katedral yang menakjubkan dapat dilihat di sini. Kesohoran Kremlin itu berpadu dengan Lapangan Merah yang kini masuk sebagai warisan budaya yang dilindungi oleh UNESCO, salah satu badan Perserikatan Bangsa–Bangsa.

Di dalam peta yang lazim diberikan kepada wisatawan, lokasi Kremlin begitu mencolok mata. Kompleks Kremlin yang hampir menyerupai bentuk segitiga dengan 20 menaranya memiliki beragam katedral, museum, hingga istana–istana yang indah. Di luar benteng, ada Lapangan Merah dengan pusat perhatian pada Katedral Saint Basil yang memiliki kubah–kubah berwarna ceria, Kuburan Lenin, pusat perbelanjaan GUM, dan Museum Sejarah yang bangunannya berwarna merah.

Moskwa merupakan ibu kota kerajaan Rusia di bawah pimpinan Ivan the Great pada abad ke–15. Moskwa kehilangan statusnya sebagai ibu kota saat Peter the Great memindahkannya ke Saint Petersburg tahun 1721. Meski demikian, Moskwa tetap dilanjutkan sebagai pusat kebudayaan dan industri.

Kebesaran Moskwa sebagai pusat pemerintahan Uni Soviet kembali pada tahun 1918, dalam pemerintahan Lenin. Beberapa tempat di Kremlin terbuka untuk umum dan banyak dikunjungi wisatawan. Karena Kremlin juga merupakan pusat pemerintahan, terkadang tempat–tempat wisatawan itu ditutup untuk umum tanpa pemberitahuan sebelumnya. "Untuk datang ke sini memang lebih baik dalam rombongan yang diatur oleh agen wisata. Sering kali wisatawan kecewa karena sudah datang tapi tidak bisa masuk," kata Irine Alexandrova, pemandu wisata kami.

Tempat–tempat yang sering dikunjungi antara lain Museum Armory yang merupakan museum tertua di Rusia. Koleksi–koleksinya begitu menakjubkan, seperti perhiasan, senjata, dan harta benda kekayaan kerajaan. Dulunya Armory adalah ruangan yang dibangun pada zaman Tsar Nicholas I tahun 1840 untuk menyimpan koleksi Kremlin yang meningkat, terdiri dari perhiasan, pakaian bersulam, jubah kenegaraan/resmi, senjata, barang–barang dari email, dan patung atau gambar orang suci.

Sayang di dalam museum ini pengunjung tidak boleh mengambil gambar. Padahal, koleksi– koleksinya yang indah dan memesona menarik untuk difoto. Ada koleksi pakaian, mahkota, takhta, dan kereta Rusia dari abad pertengahan hingga abad ke–20. Koleksi yang cukup mencuri perhatian adalah telur–telur dengan beragam ukuran dan bertatahkan batu–batu indah yang secara tradisional dipertukarkan saat Paskah di antara tsar dan tsarita setiap tahun.

Katedral yang ada di Kremlin juga sayang untuk dilewatkan. Dari luar memang tampak tidak menarik, hanya bangunan dengan cat putih yang di atasnya terdapat kubah seperti kubah masjid berwarna kuning emas. Tetapi masuklah ke katedral, seluruh dindingnya penuh dengan lukisan indah. Sungguh memesona. Sayang lagi–lagi pengunjung tidak boleh memotret.

Koleksi lain yang ada di sini adalah Meriam Kaisar yang merupakan meriam tertua dan terbesar di dunia. Lalu ada Bel Kaisar yang diletakkan di lantai yang sebagian pecah. Pemandu biasanya menyarankan pengunjung untuk menyentuh bel ini dan berdoa karena bel ini dianggap bisa memberikan keberuntungan.

Duka di balik keindahan

Mengunjungi Moskwa di musim panas, saat hari panjang karena matahari baru benar–benar tenggelam pukul 22.00, saat yang baik untuk menikmati kekayaan sejarah, budaya, dan tempat populer lainnya di Moskwa. Setidaknya untuk Kremlin dan Lapangan Merah yang luas dan menarik itu.

Lapangan Merah dengan panjang 695 meter dan lebar 130 meter itu terkenal sebagai tempat parade militer dan perayaan lainnya. Kata "merah" bukan dari sekitar benteng yang dominan merah atau lambang komunis. Tetapi "merah" dalam bahasa Rusia juga mengacu pada arti indah.

Setiap gedung di Lapangan Merah punya legendanya sendiri. Di sini ada Kuburan Lenin, persis di depan benteng Kremlin, Katedral Saint Basil yang terkenal dengan keindahannya, pusat perbelanjaan GUM, serta Museum Sejarah.

Tubuh pemimpin Uni Soviet Vladimir Lenin yang dibalsem bisa dilihat publik sejak meninggal tahun 1924. Pada hari Lenin meninggal, Pemerintah Uni Soviet menerima 10.000 telegram dari seluruh Rusia, yang meminta supaya tubuh Lenin bisa dilihat generasi mendatang. Setiap tanggal 21 Januari kuburan ini didatangi banyak orang yang mengirimkan rangkaian bunga. Di sebelah tubuh Lenin ada juga tubuh Joseph Stalin yang meninggal pada 31 Desember 1953.

Keindahan yang mencolok dari Lapangan Merah adalah Katedral Saint Basil. Menara–menara katedral ini memiliki karakteristik yang unik dengan warna–warna atraktif.

Namun, di balik keindahan katedral yang dibangun saat Ivan the Terrible berkuasa pada abad ke–15 tersimpan cerita duka. Arsiteknya, Postnik Yakovlev, sengaja dibutakan atas perintah Ivan untuk mencegah dia membangun katedral yang lebih indah dari Saint Basil. Katedral itu dibangun untuk memperingati keberhasilan Ivan the Terrible melawan Tartar Mongolia pada tahun 1552 dalam pengepungan kota Kazan.

Katedral yang terdiri dari sembilan kapel dengan keunikannya masing–masing itu didesain berdasarkan simbol keyakinan yang kuat, dan dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang Jerusalem Baru, yakni Kerajaan Surga yang dilukiskan di Kitab Wahyu.

Keindahan Saint Basil ini juga pernah menggoda hati Napoleon. Dia bersikeras hendak memindahkan katedral ini ke Paris, tetapi tidak ada teknologi yang memadai. Napoleon memerintahkan supaya katedral itu dihancurkan dengan meledakkan mesiu, namun tiba–tiba turun hujan. Penghancuran pun gagal total.

Pada masa komunis di bawah rezim Bolshevik, katedral ditutup dan pemimpin gereja dibunuh. Selanjutnya, pada masa pemerintahan Stalin, teman dekatnya, Lazar Kaganovich, yang menjabat Direktur Perencanaan Rekonstruksi Lapangan Merah, menyarankan supaya katedral dirobohkan.

Tujuannya supaya Lapangan Merah semakin luas serta memudahkan pergerakan parade publik dan pergerakan kendaraan bermotor di lapangan.

Beruntung Stalin menolak ide itu. Penolakan itu berkat keberanian arsitek dan pemerhati budaya Rusia, P Baranovsky. Ketika diperintahkan untuk merobohkan gereja, dia menolak dan mengancam akan memotong tenggorokannya.

Lalu dia mengirim telegram secara panjang lebar soal penolakannya itu. Stalin akhirnya membatalkan penghancuran dan sebagai upahnya, Baranovsky dihadiahi lima tahun penjara.

Katedral lain yang indah di luar Kremlin adalah Katedral Yesus Juru Selamat. Kubah besar yang bercahaya kuning dan struktur besar dari bangunan baru katedral terlihat di semua pusat Moskwa dan merupakan gereja terbesar di Rusia. Gereja asli dibangun Konstantin Ton tahun 1839–1881 untuk memperingati kemenangan Rusia melawan Napoleon. Pada tahun 1933 gereja dihancurkan atas perintah Stalin.

Katedral Ortodoks yang di semua dindingnya dipenuhi lukisan religius orang–orang suci dibangun kembali tahun 1990–an. Di gereja ini pengunjung bisa melihat simbol dari kebangkitan spiritual Rusia setelah diperintah Komunis.

Ketika lelah berjalan–jalan mengelilingi Kremlin, wisatawan banyak yang berperahu di Sungai Moskwa. Dengan menyusuri sungai ini, kita tetap bisa melihat landmark Moskwa yang diidentikkan dengan Kremlin. Di tengah sungai juga ada Patung Peter the Great. Dengan ongkos 250 rubel untuk dewasa dan 150 rubel untuk anak–anak, selama satu jam pengunjung menikmati keindahan Moskwa, termasuk melintasi Gorky Park.

Pemandangan pohon–pohon dan melihat pasangan muda– mudi bercengkerama di bangku–bangku juga memberi kesan tersendiri. Nah, bagaimana dengan Jakarta? Potensi besar di kota tua mestinya bisa juga digarap untuk wisata dan nostalgia....

Penulis : Ester Lince Napitupulu
Sumber : KOMPAS/liburan.info

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright 2008 All Rights Reserved | Blogger Template by Bloganol and Smart Blogging Tips